Skip to main content

Posts

Tips Memotret Firework dengan Kamera Poket

" Where are you Katy Perry??? " teriak seorang pemuda di Darling Harbour Sabtu malam kemarin. Wah saya jadi penasaran, apa betul ada Katy Perry di Darling Harbour. Kebetulan setelah mengunjungi pameran foto di Kenshington street bersama teman saya Tiffany Sabtu malam kemarin, kami mampir ke Darling Harbour. Kami heran kenapa ramai sekali. Ternyata orang-orang menantikan Firework bukan Kety Perry. Sialnya, saya tidak membawa kamera. Firework mengingatkan saya kepada assignment yang diberikan ibu Editor. Beruntung Tiffany bawa kamera poketnya.  Kamera poket selalu menjadi penting di saat saat yang genting , anda setuju? Lewat artikel ini saya ingin share bagaimana memotret firework alias kembang api. Memotret kembang api dengan kamera poket memang susah, apalagi dengan keadaan saya yang serba tidak siap dengan alat perang, tanpa tripod lagi. Namun semua itu bisa diatasin dengan penuh kesabaran dan minimal tahu triknya. Berikut hal-hal yang saya lakukan: Bertanya.  Di Darling

Family Camping at Lane Cove National Park Sydney

Keluarga kami & tenda kesayangan di Lane Cove NP. Foto oleh Radityo Widiatmojo Ternyata pengalaman dua kali kemah dengan keluarga dan teman-teman di Sydney tidak membuat kami kapok, malah ketagihan. Untuk kemah ketiga kali ini kami memilih mendirikan tenda di lokasi yang dekat saja dengan kota, yaitu di Lane Cove National Park . Lokasi Taman Nasional Lane Cove ini dekat sekali dengan pusat kota Sydney, hanya 11 km ke arah barat laut kota. Lane Cove bisa dicapai dengan mobil atau dengan naik kendaraan umum. Stasiun kereta terdekat dari Lane Cove adalah North Ryde. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Lane Cove yang merupakan paru-paru kota Sydney, antara lain: bushwalking (trekking), bird-watching, piknik, barbekyu, bersepeda atau aktivitas sungai seperti naik perahu, kayak atau kano. Untuk masuk ke taman nasional ini dikenakan biaya $7 per mobil. Di dalam Lane Cove tersedia fasilitas bangku piknik dan tempat-tempat yang bisa disewa untuk mengadakan gathering. Ada juga persewaan

[Big A Journal] Tasmania - Day 3

Me couldn't put my book down at Salamanca Square Today was the last full day I have at Hobart. Tomorrow my Dad will rent a car and we will drive to Cradle Mountain. My Mum said we would be doing the laundry today. So at 8 o'clock My Mum, Sister and I go to a place call Salamanca Square. My Mum likes walking on outings, but she likes statues even more. She would stop and look at a statue even though it might look like a 'kompos'. My Sister likes walking on outings too. She always likes running and jumping, skipping and all those kind of stuff. Myself on the other hand don't like outings. I would rather sit in bed and read a book all day. But I don't have a book at the moment (I finished one before I went to the holiday). And we have to do the laundry before tomorrow.  Halfway on our trip it started to rain. My Mum tried to make Ayesha (my sister) go faster. Mum had no luck. I tried next (I am better at this than My Mum). I whispered that we were going to the Fair

Menanti Matahari Terbit di Kiama

Melihat matahari terbit dari dalam tenda. Foto oleh Radityo Widiatmojo. Sungguh suatu pengalaman magical menikmati indahnya matahari terbit, langsung dari dalam tenda! Lokasi yang kami pilih untuk menjajal kemah kedua kali ini adalah Kiama, sekitar dua jam bermobil ke selatan Sydney. Kami sekeluarga pernah berakhir pekan di Kiama, tiga tahun yang lalu. Memang suasana kota kecil tepi pantai ini nyaman dan pemandangannya bagus. Ada beberapa Holiday Park di sekitar Kiama. Kami memilih East Beach Holiday Park dari grup Big 4 , yang lokasinya di tepi pantai. Ketika kami datang Jumat malam, lokasi bumi perkemahan sudah gelap. Perjalanan kami sempat tertunda karena ada macet akibat kecelakaan di jalan, plus GPS kami yang ngaco menyarankan jalan berputar menyusuri kampung. Setelah cek in di resepsionis, kami bergegas menuju lokasi untuk tenda. Saya dibantu Big A mendirikan tenda dengan penerangan senter dan cahaya bintang :p Sementara itu Si Ayah membantu teman-teman kami yang lain dari grup

Tips Membuat Foto-Foto Ciamik Dari Kamera Poket

Kali ini The Traveling Precils menghadirkan artikel dari kontributor: Radityo Widiatmojo. Mungkin nama ini sudah familiar bagi pembaca setia blog. Foto-foto Radityo memang sudah sering nampang untuk ilustrasi blog ini. Di tulisan ini Radityo berbagi tips memaksimalkan penggunaan kamera poket. Ternyata motret dengan kamera poket, kalau punya ilmunya, hasilnya nggak kalah dengan kamera DSLR lho. Enjoy! ~ The Emak B agi yang suka jalan-jalan, kamera poket adalah pilihan paling tepat. Jepret sana jepret sini dan tralala trilili. Namun lebih sering hasilnya kurang memuaskan. Maka puaskanlah dengan memaksimalkan kamera poket anda. Berikut tips dan triknya: Matikan Flash . Dengan mode flash off maka kamera akan membaca cahaya tanpa bantuan flash . Kamera akan menangkap available light ketika shutter ditekan dan hasilnya akan lebih natural. Gunakan mode Manual  (jika ada) . Dengan mode manual, anda akan dengan mudah melakukan kontrol terhadap cahaya, dan bisa menghasilkan foto setara dengan

Picasso Mampir ke Sydney

Art Gallery of NSW. Foto oleh Anindito Aditomo Kami bukan keluarga yang paham tentang seni, tapi ketika ada pameran karya Picasso di Art Gallery of NSW , kami menyempatkan diri berkunjung. Kapan lagi bisa mengajak anak-anak melihat karya asli Picasso yang khusus didatangkan dari museum di Paris sana? Di Sydney, pameran karya seni dikemas menarik sehingga orang-orang awam yang tidak begitu mengenal seni pun bisa menikmatinya. Biasanya ada juga program khusus untuk anak-anak, melatih mereka mengapresiasi seni sejak kecil, dengan cara yang menyenangkan. Meskipun pameran seni umum dikunjungi sydneysider , saya tetap terkejut melihat keramain galeri seni ketika kami berkunjung. Kami datang Sabtu sore dan susah sekali menemukan tempat parkir. Sampai di dalam lobi, ramainya galeri seni ini sudah seperti pasar, atau Mal di Indonesia. Ternyata di galeri seni ada program "Midnight Art" , mereka buka sampai tengah malam. Saya jadi ingat di Indonesia juga ada program-program tengah malam

Seafood Segar di Sydney Fish Market

Suasana piknik akhir pekan di luar Sydney Fish Market Orang Aussie gemar sekali makan seafood . Tentu saja, tempat terbaik untuk mendapatkan makanan laut yang paling segar adalah Pasar Ikan. Konon, Sydney Fish Market adalah pasar ikan terbesar kedua di dunia setelah Tsukiji, pasar ikan di Tokyo, Jepang. Saya sih kurang percaya :p Tapi mungkin karena tidak menjelajah seluruh pasar ikan ini ya, hanya bagian toko dan restorannya saja. Mungkin kalau ikut tur untuk melihat pelelangan ikan di pagi hari, baru akan tahu seberapa besar Sydney Fish Market ini. Cara terbaik untuk menuju ke Pasar Ikan adalah naik trem atau light rail dari stasiun Central, Paddy's Market atau Darling Harbour dan turun di halte Sydney Fish Market. Dari halte tinggal naik tangga menuju jalan raya dan menyeberang. Sudah dua kali ini saya memanfaatkan trem untuk ke Sydney Fish Market. Di hari Minggu, keluarga yang membawa anak-anak cukup membayar AU$2,50 per orang untuk naik kendaraan umum seharian, termasuk tre