Skip to main content

Seafood Segar di Sydney Fish Market

Suasana piknik akhir pekan di luar Sydney Fish Market
Orang Aussie gemar sekali makan seafood. Tentu saja, tempat terbaik untuk mendapatkan makanan laut yang paling segar adalah Pasar Ikan.

Konon, Sydney Fish Market adalah pasar ikan terbesar kedua di dunia setelah Tsukiji, pasar ikan di Tokyo, Jepang. Saya sih kurang percaya :p Tapi mungkin karena tidak menjelajah seluruh pasar ikan ini ya, hanya bagian toko dan restorannya saja. Mungkin kalau ikut tur untuk melihat pelelangan ikan di pagi hari, baru akan tahu seberapa besar Sydney Fish Market ini.

Cara terbaik untuk menuju ke Pasar Ikan adalah naik trem atau light rail dari stasiun Central, Paddy's Market atau Darling Harbour dan turun di halte Sydney Fish Market. Dari halte tinggal naik tangga menuju jalan raya dan menyeberang. Sudah dua kali ini saya memanfaatkan trem untuk ke Sydney Fish Market. Di hari Minggu, keluarga yang membawa anak-anak cukup membayar AU$2,50 per orang untuk naik kendaraan umum seharian, termasuk trem ini. Bagi pecinta seafood, mengunjungi Sydney Fish Market ini wajib dimasukkan dalam itinerary.

Begitu memasuki kawasan pasar, ada aroma khas ikan dan udara yang asin, namun tidak terlalu menyengat. Di depan pasar ada tempat parkir luas dan kafe-kafe yang menyediakan masakan laut (tentu saja!) di sekelilingnya. Pada akhir pekan, suasana di pasar ikan ini ramai sekali. Pasar ini tidak hanya melayani pembelian hewan laut dalam partai besar, namun juga melayani eceran dan bahkan dianggap sebagai sarana rekreasi oleh warga Sydney. Begitu masuk, toko-toko hewan laut segar berjajar rapi menjajakan tangkapan mereka hari ini. Harganya hanya sedikit lebih murah daripada toko ikan di supermarket, tapi kesegarannyalah yang menjadi nilai plus. Meski murah, saya tidak berbelanja ikan mentah di sini karena terus terang saja, nggak bisa dan nggak biasa memasak ikan-ikanan :)

Selain toko ikan segar, ada juga toko ikan yang menjadi satu dengan restoran. Pengunjung bisa duduk dan makan di meja-meja kecil ala warung yang ditaruh di depan toko. Kalau berkunjung ke sini di akhir pekan, siap-siap aja antri tempat duduk dan antri mendapatkan makanan. Saya kurang suka duduk berempetan di warung yang ada di dalam pasar ini karena rasanya sumpek dan tentu saja masih ada bau ikan segarnya. Herannya, tetap banyak tuh yang mau antri beli dan antri mendapatkan meja di sini. Mungkin seafood-nya memang enak dan murah ya.

Yang merasa sumpek di dalam pasar, bisa beli makanan di restoran dan mencari tempat terbuka di belakang. Di sini, menghadap ke Blackwattle Bay dengan latar belakang jembatan ANzac, ada tempat piknik dari rumput buatan dan ada bangku-bangku piknik di sepanjang dermaganya. Kalau datang pagi-pagi, kita bisa memilih duduk di bawah atau di bangku sambil menikmati makanan laut segar. Menjelang jam makan siang, tempat ini sudah penuh dengan para pecinta seafood. Makan seafood segar di tempat terbuka memang enak, tapi siap-siap saja diganggu oleh burung-burung bangau dan camar yang ikut mencari makan siang :)

ikan segar hasil tangkapan hari ini

Ketika mengunjungi pasar ikan ini kedua kalinya, kami datang terlalu siang dan sudah tidak mendapat tempat lagi, baik di luar maupun di dalam. Akhirnya kami memilih makan di Doyles, restoran paling keren (dan paling mahal) yang letaknya di pojokan pasar ikan ini. Tempatnya nyaman, tidak terlalu sumpek dan tidak bau, dan bisa duduk di luar kalau mau. Gapapa deh coba-coba yang mahalan sedikit, sekali ini aja :) Doyles sudah menjadi restoran seafood legendaris di Sydney. Cabang utama restoran Doyles di di Watson Bay buka sejak tahun 1885 dan sudah melayani warga Sydney sampai lima generasi.

Menu andalan Doyles adalah Seafood Platter mereka yang harganya AU$ 105. Tentu saja pilihan ini tidak terjangkau di kantong kami, hiks. Isi dari Seafood Platter ini lengkap banget, segala macam makanan laut andalan mereka yang dimasak panas maupun dingin: Lobster Mornay, King Prawns, Crab, Oysters, Smoked Salmon, Calamari Rings, Prawn Cutlets, Fish & Chips. Kami cuma bisa mengucap 'wow' dan menelan ludah ketika pelayan membawakan sepiring besar seafood ini ke... meja sebelah kami :p Setelah menghitung-hitung uang di kantong, kami memesan dua macam menu: B.B.Q Seafood Plate (w Calamari, Prawns, Scallops, Fish & Chips) dan Western Australian Lobster Mornay & Chips. Total habis AU$ 47. Minumnya cukup air keran :)

The Precils makan dengan lahap, mungkin karena sejak tadi menahan lapar menunggu pesanan kami datang. Saya yang jarang makan di restoran tidak bisa membandingkan rasa seafood ala Aussie di Doyles ini dengan masakan dari restoran lain. Hanya saja saya membayangkan dengan harga segitu, berapa orang yang bisa saya traktir di warung Ikan Bakar Galunggung, langganan kami di Malang, Jawa Timur. Ikan bakar kecap dan sambal terasi dari Indonesia jauh lebih nikmat sebenarnya daripada masakan ini. Tapi sementara di Sydney, mari kita nikmati saja kesegaran ikan hasil tangkapan hari ini.

~ The Emak

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Makanan Halal di Singapura

Chilli crab di Makan Sutra Gluttons Bay Ngapain aja sih piknik ke Singapura selain foto di depan patung singa, nyobain MRT dan jalan kaki sampai gempor, belanja di Orchard road dan nyambangi Universal Studio? Makan-makan alias wisata kuliner tentunya. Pertama kali jalan ke Singapura, saya senang sekali karena nggak harus bawa rice cooker dan masak sendiri untuk berhemat seperti kalau kami jalan-jalan ke Australia, New Zealand atau Eropa. Makanan di Singapura relatif murah dibandingkan dengan makanan di Ostrali, NZ dan Eropa, pilihannya pun beragam dan sesuai dengan lidah orang Indonesia. Kabar baiknya bagi wisatawan muslim, banyak sekali pilihan gerai makanan halal di Singapura. Meski Singapore bukan negara mayoritas muslim, tapi negara ini cukup ramah untuk pengunjung muslim. Gampang kok menemukan restoran atau warung bersertifikat halal. Kalaupun kepentok tidak ada sertifikat halal, masih ada pilihan no pork no lard (tanpa daging babi dan lemak babi), seafood (masakan laut) dan m

Tips Memilih Kamera Poket Untuk Traveling

Penampakan Canon S 95 Apa itu kamera poket? Jawabnya simpel: Kamera yang muat di dalam saku, namanya juga kamera poket. Bagi anda yang suka jalan-jalan alias para traveler, kamera poket sangat cocok untuk anda dengan beberapa alasan. Pertama, harganya jauh lebih murah daripada kamera DSLR. Kedua, tidak perlu repot-repot naruhnya, ukurannya kecil mungil sehingga cukup di saku celana anda. Ketiga, sangat ringan dibanding dengan kamera DSLR. Saat ini mayoritas produsen kamera mengeluarkan produk kamera poket dengan berbagai varian dan teknologi. Mulai dari merk Sony, Samsung, Kodak, Canon, Nikon dan temen-temen mereka lainnya. Ada yang murah dibawah 1 juta, ada pula yang harganya kayak kamera DSLR. Ehm, dari sekian banyak kamera poket, bagaimana anda memilih satu kamera poket yang cocok untuk anda? Jangan terburu-buru memilih kamera poket dulu, pahami dulu seluk beluk kamera poket secara umum. Gambaran secara umum, yang harus anda ketahui dari kamera poket adalah: Lensa :anda

Menjelajah Penang Seni, Sejarah, Kuliner Dan Pantai

Having fun at Batu Ferringhi beach, Penang "Melancong atau berobat?" begitu sapaan khas warga Penang ke kami setelah tahu kami dari Indonesia. Penang, pulau kecil di sebelah barat semenanjung Malaysia, yang bisa dicapai 3 jam naik pesawat dari Surabaya ini memang tujuan populer untuk berobat bagi warga. Konon, pelayanan di beberapa pilihan rumah sakit di Penang lebih bagus dan biayanya lebih murah daripada di Indonesia. Tapi kami ke Penang untuk jalan-jalan saja. Sebagai tujuan wisata, Penang menyediakan paket komplet. Ada wisata kota untuk belajar sejarah dan menikmati karya seni, ada wisata kuliner di setiap sudutnya, dan ada wisata pantai yang bisa dicapai kurang dari sejam dari tengah kota. Thanks to maskapai berbiaya rendah, Air Asia, yang mempunyai penerbangan langsung Surabaya-Penang, liburan long wiken kali ini kami tidak perlu keluar banyak uang. Kami berempat 'hanya' keluar uang 5,5 jutaan termasuk tiket pesawat, akomodasi, taksi, bis, tiket masuk mu