Skip to main content

[Penginapan] Holiday Inn The Esplanade Darwin

Pose standar The Precils kalau ketemu Nickelodeon :p
Terus terang tarif hotel di Darwin pada bulan Juni (termasuk high season karena musim kemarau) membuat saya pusing. Harga hotel jauh lebih mahal daripada di Sydney. Bolak-balik saya cek website wotif, booking, dan booking engine lainnya, berharap tarif hotel turun (atau ada yang khilaf pasang harga murah :p) Sampai akhirnya saya 'menemukan' Holiday Inn The Esplanade dan langsung jatuh cinta pada brand ini.

Ketika saya memesan hotel ini, rencana kami adalah pergi bersama Ibu Mertua, jadi harus pesan hotel untuk 3 dewasa dan 2 anak-anak. Di situlah rumitnya, karena terpaksa kami harus pesan 2 kamar. Kalau cuma berempat: dua dewasa dan dua anak, satu kamar dengan dua double bed biasanya sudah cukup. Tarif kamar ketika saya booking di bulan Maret 2012 adalah AUD 189 per kamar per malam, termasuk sarapan. Ini tarif yang non-refundable, artinya pesanan tidak bisa dibatalkan atau diubah tanggalnya, dan harus dibayar di muka. Waktu itu saya memesan melalui website resmi mereka dan membayar dengan kartu kredit. Sebelumnya, saya sempatkan bergabung dengan Priority Club Rewards mereka agar dapat poin selama kami menginap 2 malam di 2 kamar.

Nggak disangka, Ibu batal pergi dengan kami, padahal kamar kami tidak bisa dibatalkan. Ya sudah, saya pikir asyik juga punya dua kamar. Ntar anak-anak bisa tidur sendiri sementara The Emak dan Si Ayah ... :p Di formulir pesanan saya sudah mencantumkan secara khusus meminta connecting rooms. Ternyata ketika kami datang, resepsionis memberi kami adjacent rooms, cuma dua kamar yang berdekatan aja, tapi tidak ada pintu hubungnya. Si Ayah yang kecapekan menyetir dari Kakadu National Park langsung tertidur begitu menyentuh bantal. Sementara saya beberes dan menaruh barang-barang the precils di kamar mereka. Ternyata repot banget pakai dua kamar yang tidak nyambung. Little A berkali-kali pengen ke kamar kami, dan harus keluar masuk pintu dengan membawa kunci hotel. Kami bertekad akan komplain masalah ini ke manager setelah menikmati sunset di Mindil Beach.

Sepulang dari pantai, Si Ayah yang bahasa Inggrisnya lancar banget langsung menghadap manager, perempuan bernama Kate. Dia secara tegas meminta kami dipindahkan ke connecting room karena repot bolak-balik buka tutup pintu. Dan anak-anak juga tidak nyaman di kamar sendiri. Ternyata pada hari itu semua connecting rooms terpakai, dan baru tersedia satu keesokan harinya. Kate menawarkan memindahkan kami ke kamar suite dengan dua extra bed. Saya langsung mengiyakan daripada ribet. Dan kapan lagi mencoba kamar suite? Hehehe...

Kate manager satu ini langsung gerak cepat, turun tangan sendiri memindahkan barang-barang kami dari kamar dengan troli dan mengantar kami ke kamar suite. Dalam sekejap, masalah kami terselesaikan. Pelayanan seperti ini yang membuat saya langsung jatuh cinta pada brand Holiday Inn :) *yes, I am that cheap* Sungguh perasaan yang menyenangkan merasa dihargai dan dibantu dengan cepat sampai masalah selesai. Tarif kamar kami tidak bisa diubah, dan kami pasrah saja 2 kamar biasa kami diganti satu kamar suite dengan dua ekstra bed. Saya nggak mau repot ngecek tarif aslinya, untung apa rugi :)

Kamar suite jelas lebih lega. Ada ruang duduk dengan sofa, televisi dan toilet dan satu kamar dengan king bed yang dipisahkan oleh rolling door kayu. Kamarnya dilengkapi ensuite kamar mandi dengan shower, bathtub dan toilet. Dua extra bed diletakkan di ruang duduk. Karena ada dua televisi, The Precils bisa menonton Nickelodeon sementara The Emak bisa tenang menonton Grand Slam Roland Garros. 

Satu kelemahan hotel ini adalah tidak ada sinyal di dalam kamar sama sekali. Ketika kami tanyakan pada Kate, ternyata karena di depan hotel ini dipasang kerangka anti angin topan yang membuat sinyal juga tidak bisa masuk. Darwin pernah dilanda angin topan Tracy pada tahun 1974 yang meluluhlantakkan kota. Jadi kalau ingin menelpon, mengirim sms atau menggunakan internet, kami harus turun ke lobi. 

Sarapan pagi di hotel cukup enak dan bervariasi. Yang paling juara adalah hash brown-nya, semacam kentang goreng tapi bentuknya seperti perkedel, biasa sebagai menu sarapan di Aussie. Saya mencoba menu vegetariannya: jamur dan tomat panggang yang segar dan yummy. Menu telur juga bermacam-macam, bisa dipesan langsung ke chef-nya. Yang nggak ada adalah nasi! Hehehe, ini yang membuat Si Ayah ngotot makan di kafe Indonesia siang harinya. Kalau nggak ketemu nasi nggak kenyang :)

Kami juga sempat mencoba kolam renangnya. Lumayan mengasyikkan meskipun airnya dingin. Yang saya suka lagi dari hotel ini adalah ada mesin laundry koin. Jarang-jarang ada mesin laundry di dalam hotel, karena mereka juga jualan servis laundry yang mahalnya minta ampun itu. Dengan laundry koin, cukup memasukkan 3x koin $1 untuk mencuci dan $3 berikutnya untuk mengeringkan. Hemat dan bersahabat, yay!

Lokasi hotel ini, di The Esplanade No.116 cukup strategis, berada tepat di depan taman pinggir laut yang bisa untuk jalan-jalan di pagi dan sore hari. Di ujung esplanade, ada Aquascene, tempat untuk memberi makan ikan-ikan laut. Kami tinggal jalan kaki sekitar sepuluh menit dari hotel ke Aquascene. Menuju ke pusat kota juga lumayan dekat, sekitar lima belas menit sudah sampai ke pertokoan, kafe, restoran dan supermarket. Parkir di hotel ini gratis untuk tamu hotel. Kita tinggal minta token (koin khusus) untuk dimasukkan ke gerbang parkir agar palang pintu otomatis membuka.

Jangan salah, di jalan The Esplanade ada DUA hotel Holiday Inn, satunya di nomor 116 (tempat kami menginap) dan satu lagi di nomor 122. Hotel kami lebih khas tampak depannya karena ada bangunan penangkal angin topan. Kenapa kami memilih menginap di hotel No.116 ini? Jelas karena pada waktu itu tarifnya lebih murah daripada hotel satunya :)

Secara umum kami cukup terkesan dengan pengalaman tinggal di (suite) hotel ini. Apalagi setelah seminggu kemudian ketika mengecek akun Priority Club, saya diberi poin dobel dari hotel ini, mungkin sebagai tanda permintaan maaf. Lumayan, poin bisa dikumpulkan untuk menginap di Holiday Inn berikutnya ;)


Jalan-jalan di The Esplanade di depan hotel, sekalian menuju Aquascene
~ The Emak

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Makanan Halal di Singapura

Chilli crab di Makan Sutra Gluttons Bay Ngapain aja sih piknik ke Singapura selain foto di depan patung singa, nyobain MRT dan jalan kaki sampai gempor, belanja di Orchard road dan nyambangi Universal Studio? Makan-makan alias wisata kuliner tentunya. Pertama kali jalan ke Singapura, saya senang sekali karena nggak harus bawa rice cooker dan masak sendiri untuk berhemat seperti kalau kami jalan-jalan ke Australia, New Zealand atau Eropa. Makanan di Singapura relatif murah dibandingkan dengan makanan di Ostrali, NZ dan Eropa, pilihannya pun beragam dan sesuai dengan lidah orang Indonesia. Kabar baiknya bagi wisatawan muslim, banyak sekali pilihan gerai makanan halal di Singapura. Meski Singapore bukan negara mayoritas muslim, tapi negara ini cukup ramah untuk pengunjung muslim. Gampang kok menemukan restoran atau warung bersertifikat halal. Kalaupun kepentok tidak ada sertifikat halal, masih ada pilihan no pork no lard (tanpa daging babi dan lemak babi), seafood (masakan laut) dan m

Tips Memilih Kamera Poket Untuk Traveling

Penampakan Canon S 95 Apa itu kamera poket? Jawabnya simpel: Kamera yang muat di dalam saku, namanya juga kamera poket. Bagi anda yang suka jalan-jalan alias para traveler, kamera poket sangat cocok untuk anda dengan beberapa alasan. Pertama, harganya jauh lebih murah daripada kamera DSLR. Kedua, tidak perlu repot-repot naruhnya, ukurannya kecil mungil sehingga cukup di saku celana anda. Ketiga, sangat ringan dibanding dengan kamera DSLR. Saat ini mayoritas produsen kamera mengeluarkan produk kamera poket dengan berbagai varian dan teknologi. Mulai dari merk Sony, Samsung, Kodak, Canon, Nikon dan temen-temen mereka lainnya. Ada yang murah dibawah 1 juta, ada pula yang harganya kayak kamera DSLR. Ehm, dari sekian banyak kamera poket, bagaimana anda memilih satu kamera poket yang cocok untuk anda? Jangan terburu-buru memilih kamera poket dulu, pahami dulu seluk beluk kamera poket secara umum. Gambaran secara umum, yang harus anda ketahui dari kamera poket adalah: Lensa :anda

Menjelajah Penang Seni, Sejarah, Kuliner Dan Pantai

Having fun at Batu Ferringhi beach, Penang "Melancong atau berobat?" begitu sapaan khas warga Penang ke kami setelah tahu kami dari Indonesia. Penang, pulau kecil di sebelah barat semenanjung Malaysia, yang bisa dicapai 3 jam naik pesawat dari Surabaya ini memang tujuan populer untuk berobat bagi warga. Konon, pelayanan di beberapa pilihan rumah sakit di Penang lebih bagus dan biayanya lebih murah daripada di Indonesia. Tapi kami ke Penang untuk jalan-jalan saja. Sebagai tujuan wisata, Penang menyediakan paket komplet. Ada wisata kota untuk belajar sejarah dan menikmati karya seni, ada wisata kuliner di setiap sudutnya, dan ada wisata pantai yang bisa dicapai kurang dari sejam dari tengah kota. Thanks to maskapai berbiaya rendah, Air Asia, yang mempunyai penerbangan langsung Surabaya-Penang, liburan long wiken kali ini kami tidak perlu keluar banyak uang. Kami berempat 'hanya' keluar uang 5,5 jutaan termasuk tiket pesawat, akomodasi, taksi, bis, tiket masuk mu