Skip to main content

Posts

[Penginapan] Caravan Park di Kangaroo Island

KI Shores Caravan & Camping Jalan-jalan dengan caravan, campervan atau camping sudah menjadi gaya hidup di Australia, bukan sesuatu yang aneh atau mewah. Gaya liburan seperti ini didukung fasilitas caravan park yang mudah ditemui di setiap daerah di negara ini. Caravan Park, atau yang sering disebut Holiday Park dan Tourist Park adalah akomodasi untuk 'memarkir' caravan/campervan atau mendirikan tenda. Fasilitas standar yang ada adalah colokan listrik (power), kran air bersih, kamar mandi dan toilet umum, laundry, dapur umum serta tempat barbekyu. Caravan park yang lebih 'mewah' dilengkapi taman bermain atau bahkan kolam renang. Mereka biasanya juga punya kabin atau unit kamar sederhana, yang fasilitasnya mirip dengan motel.  Ada tiga grup besar yang menjadi operator caravan park di Australia: Big 4 , Top Tourist Parks dan Discovery Holiday Parks . Mereka punya park yang tersebar di seluruh Australia, biasanya di pinggir pantai, tepi danau/sungai atau dekat dengan

Ultimate Experience at Kangaroo Island

Pagi yang menakjubkan di Napean Bay, Kangaroo Island Kangaroo Island, pulau di barat daya Adelaide ini dijuluki a zoo without wall -kebun binatang tanpa pagar. Di pulau ini, bukan kami yang harus 'mengunjungi' hewan-hewan khas Australia, tapi mereka yang 'menyapa' dan menghampiri kami. Kami menyeberang ke Kangaroo Island (KI) dari dermaga Cape Jervis , sekitar dua jam dari Adelaide ke arah selatan. Hanya ada satu layanan feri di sini, dioperasikan oleh Sea Link . Tarif feri yang tidak disubsidi oleh pemerintah memang memberatkan. Bahkan penduduk lokal juga mengeluhkan tarif feri yang mahal ini. Tiket pulang pergi untuk kami berempat (2 dewasa 2 anak) plus satu campervan harganya AUD 424. Semahal tiket pesawat ke luar kota! Tapi gakpapa lah kalau dianggap membeli pengalaman sekali seumur hidup. Tadinya kami ragu-ragu memasukkan Kangaroo Island ke dalam itinerary . Salah satu alasannya karena mahalnya tiket feri tadi. Alasan lain karena ketatnya jadwal kami. Kalau cuma

Delapan Jam Di Adelaide

Kios bunga di Central Market Adelaide Cuma punya jatah delapan jam di Adelaide membuat kami berpikir ekstra keras memilih tempat-tempat menarik yang akan kami kunjungi. Adelaide menjadi ibukota terakhir di negara bagian Australia yang pernah kami singgahi. Sebelumnya kami sudah pernah mengunjungi SEMUA ibukota negara-negara bagian di Australia: Sydney (NSW), Melbourne (VIC), Brisbane (QLD), Canberra (ACT), Hobart (TAS), Darwin (NT), Perth (WA). Akhirnya kesampaian juga menjejakkan kaki di Adelaide, ibukota South Australia . Ralat, resminya hanya kami bertiga, The Emak dan dua precils yang menjejakkan kaki di semua negara bagian karena Si Ayah tidak ikut ke Perth waktu itu. Mumpung punya visa Australia, saya kami ingin mengunjungi setiap negara bagian, meski cuma sebentar. Kami berangkat dari Sydney menuju Adelaide dengan pesawat (lagi-lagi) Jetstar karena memang waktu itu tarifnya paling murah. Tiket per orang AUD 125, termasuk bagasi masing-masing 20kg. Total kami berempat AUD 500.

Keliling Australia Dengan Campervan

Campervan kami melintas di jalan menuju Meningie, Australia Selatan Akhirnya cita-cita saya kami keliling Australia dengan campervan tercapai juga. Sepuluh hari terakhir sebelum meninggalkan negara ini, kami mengepak semua barang-barang (dan anak-anak) dan menyusuri seribu lima ratus kilometer dari Adelaide ke Melbourne . Road trip dengan campervan sudah menjadi cita-cita saya kami sejak kami ingin menjelajah Pulau Selatan New Zealand . Sayangnya waktu itu kami belum siap untuk ber-campervan ria, masih unyu dan belum punya cukup jam terbang menyusuri jalan-jalan di Oz dan NZ. Rasa takut dan ragu mengalahkan kami sampai akhirnya gagal menyewa campervan. Nah, sebelum pulang kampung balik ke Indonesia karena masa studi Si Ayah berakhir, kami punya waktu sepuluh hari untuk jalan-jalan. Saya langsung usul untuk mencoba road trip dengan campervan. Kapan lagi, iya kan?  Jalan-jalan dengan menyewa campervan sudah menjadi gaya hidup tersendiri di Australia dan New Zealand. Kami berani melaku