Skip to main content

Posts

Berburu Sunset di Darwin

Sunset spektakuler di Mindil beach, Darwin. Foto oleh Anindito Aditomo. Kedatangan kami di kota Darwin disambut langit senja ungu dan merah jambu. Pemandangan sunset cantik ini menemani kami yang berputar-putar dengan mobil sewaan di bandara Darwin, berusaha mencari jalan keluar menuju kota. Darwin, ibukota dari Northen Territory atau Australia bagian utara seringkali tidak diperhitungkan sebagai tujuan wisata oleh turis Indonesia yang lebih memilih mengunjungi kota-kota di pantai timur Australia. Padahal lokasi Darwin ini paling dekat dari Indonesia, bisa ditempuh dalam 2 jam 45 menit penerbangan dari Denpasar. Waktu tempuh Denpasar - Darwin lebih pendek daripada Sydney - Darwin yang memerlukan 4 jam 45 menit. Yang tertarik dengan wisata budaya, khususnya tentang suku aborijin, atau suka dengan wisata alam, Darwin merupakan tujuan wisata yang patut diperhitungkan. Kota ini juga menjadi gerbang ke dua Taman Nasional: Litchfield dan Kakadu. Saya dan The Precils yang pulang ke Indonesia

Vivid Sydney 2012: Festival Cahaya Yang Menghangatkan Musim Dingin

Salah satu Papan informasi Vivid Sydney 2012 Vivid Sydney adalah f estival tahunan yang diadakan tiap musim dingin. Tahun ini berlangsung dari tanggal 25 M ei – 11 Jun i 2012 . Festival ini diadakan oleh pemerintah setempat sebagai salah satu program "Destination NSW", kalau di Indonesia mirip seperti BBJ (Bulan Berkunjung Jember), namun skala dari Vivid Sydney adalah Internasional. Direktur utama Vivid Sydney, Anthony Bastic, menyatakan bahwa Vivid Sydney melibatkan pelaku-pelaku seni dari Perancis, Poland ia , Hong Kong, Skotlandia, Amerika, Brazil, Singapura, New Zealand serta Australia. "Vivid Sydney didukung oleh pemerintah New South Wales (NSW) dan sponsor utama untuk menghadirkan kolaborasi kreatif dari 75 seniman tahun ini," ujar Antony Bastic dalam pers release .  Gedung Costum House disulap menjadi sebuah tontonan visual yang menarik. Gedung MCA menjadi salah satu arena Vivid Sydney yang paling banyak mengundang perhatian pengunjung. Seorang pengunjung

Tips Memotret Firework dengan Kamera Poket

" Where are you Katy Perry??? " teriak seorang pemuda di Darling Harbour Sabtu malam kemarin. Wah saya jadi penasaran, apa betul ada Katy Perry di Darling Harbour. Kebetulan setelah mengunjungi pameran foto di Kenshington street bersama teman saya Tiffany Sabtu malam kemarin, kami mampir ke Darling Harbour. Kami heran kenapa ramai sekali. Ternyata orang-orang menantikan Firework bukan Kety Perry. Sialnya, saya tidak membawa kamera. Firework mengingatkan saya kepada assignment yang diberikan ibu Editor. Beruntung Tiffany bawa kamera poketnya.  Kamera poket selalu menjadi penting di saat saat yang genting , anda setuju? Lewat artikel ini saya ingin share bagaimana memotret firework alias kembang api. Memotret kembang api dengan kamera poket memang susah, apalagi dengan keadaan saya yang serba tidak siap dengan alat perang, tanpa tripod lagi. Namun semua itu bisa diatasin dengan penuh kesabaran dan minimal tahu triknya. Berikut hal-hal yang saya lakukan: Bertanya.  Di Darling

Family Camping at Lane Cove National Park Sydney

Keluarga kami & tenda kesayangan di Lane Cove NP. Foto oleh Radityo Widiatmojo Ternyata pengalaman dua kali kemah dengan keluarga dan teman-teman di Sydney tidak membuat kami kapok, malah ketagihan. Untuk kemah ketiga kali ini kami memilih mendirikan tenda di lokasi yang dekat saja dengan kota, yaitu di Lane Cove National Park . Lokasi Taman Nasional Lane Cove ini dekat sekali dengan pusat kota Sydney, hanya 11 km ke arah barat laut kota. Lane Cove bisa dicapai dengan mobil atau dengan naik kendaraan umum. Stasiun kereta terdekat dari Lane Cove adalah North Ryde. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Lane Cove yang merupakan paru-paru kota Sydney, antara lain: bushwalking (trekking), bird-watching, piknik, barbekyu, bersepeda atau aktivitas sungai seperti naik perahu, kayak atau kano. Untuk masuk ke taman nasional ini dikenakan biaya $7 per mobil. Di dalam Lane Cove tersedia fasilitas bangku piknik dan tempat-tempat yang bisa disewa untuk mengadakan gathering. Ada juga persewaan

[Big A Journal] Tasmania - Day 3

Me couldn't put my book down at Salamanca Square Today was the last full day I have at Hobart. Tomorrow my Dad will rent a car and we will drive to Cradle Mountain. My Mum said we would be doing the laundry today. So at 8 o'clock My Mum, Sister and I go to a place call Salamanca Square. My Mum likes walking on outings, but she likes statues even more. She would stop and look at a statue even though it might look like a 'kompos'. My Sister likes walking on outings too. She always likes running and jumping, skipping and all those kind of stuff. Myself on the other hand don't like outings. I would rather sit in bed and read a book all day. But I don't have a book at the moment (I finished one before I went to the holiday). And we have to do the laundry before tomorrow.  Halfway on our trip it started to rain. My Mum tried to make Ayesha (my sister) go faster. Mum had no luck. I tried next (I am better at this than My Mum). I whispered that we were going to the Fair

Menanti Matahari Terbit di Kiama

Melihat matahari terbit dari dalam tenda. Foto oleh Radityo Widiatmojo. Sungguh suatu pengalaman magical menikmati indahnya matahari terbit, langsung dari dalam tenda! Lokasi yang kami pilih untuk menjajal kemah kedua kali ini adalah Kiama, sekitar dua jam bermobil ke selatan Sydney. Kami sekeluarga pernah berakhir pekan di Kiama, tiga tahun yang lalu. Memang suasana kota kecil tepi pantai ini nyaman dan pemandangannya bagus. Ada beberapa Holiday Park di sekitar Kiama. Kami memilih East Beach Holiday Park dari grup Big 4 , yang lokasinya di tepi pantai. Ketika kami datang Jumat malam, lokasi bumi perkemahan sudah gelap. Perjalanan kami sempat tertunda karena ada macet akibat kecelakaan di jalan, plus GPS kami yang ngaco menyarankan jalan berputar menyusuri kampung. Setelah cek in di resepsionis, kami bergegas menuju lokasi untuk tenda. Saya dibantu Big A mendirikan tenda dengan penerangan senter dan cahaya bintang :p Sementara itu Si Ayah membantu teman-teman kami yang lain dari grup

Tips Membuat Foto-Foto Ciamik Dari Kamera Poket

Kali ini The Traveling Precils menghadirkan artikel dari kontributor: Radityo Widiatmojo. Mungkin nama ini sudah familiar bagi pembaca setia blog. Foto-foto Radityo memang sudah sering nampang untuk ilustrasi blog ini. Di tulisan ini Radityo berbagi tips memaksimalkan penggunaan kamera poket. Ternyata motret dengan kamera poket, kalau punya ilmunya, hasilnya nggak kalah dengan kamera DSLR lho. Enjoy! ~ The Emak B agi yang suka jalan-jalan, kamera poket adalah pilihan paling tepat. Jepret sana jepret sini dan tralala trilili. Namun lebih sering hasilnya kurang memuaskan. Maka puaskanlah dengan memaksimalkan kamera poket anda. Berikut tips dan triknya: Matikan Flash . Dengan mode flash off maka kamera akan membaca cahaya tanpa bantuan flash . Kamera akan menangkap available light ketika shutter ditekan dan hasilnya akan lebih natural. Gunakan mode Manual  (jika ada) . Dengan mode manual, anda akan dengan mudah melakukan kontrol terhadap cahaya, dan bisa menghasilkan foto setara dengan